PEMBAHASAN
I. integration
Sistem
informasi harus didesain terpadu diantara unit-unit di dalam organisasi. Suatu sistem informasi yang ada di antara unit unit organisasi ataudepartemendepartemen
harus dapat berhubungan dan berkomunikasi dengan baik. Teknologi komunikasi
data dapat diterapkan untuk maksud integrasi ini. Integrasi ini perlu, karena
organisasi harus dipandang sebagai satu kesatuan unit sistem. Sasaran dari sistem
informasi adalah untuk menyediakan informasi multilevel, cross-functional,
tepat waktu, akurat, relevan kepada semua komponen organisasi. Oleh karena itu,
sistem informasi yang terpadu perlu dirancang di dalam organisasi.
Database
dan teknologi merupakan blok bangunan sistem informasi kunci untuk mencapai
integrasi ini. Secara ideal, desain dari database harus menyimpan semua data
yang ada dalam suatu simpanan yang tunggal untuk keperluan semua orang atau
departemen yang mempunyai hak untuk mengaksesnya. Dengan kemampuan teknologi
komunikasi yang sekarang ada, maka jumlah data yang besar yang berasal dari
lokasi lokal atau lokasi jarak jauh dapat ditangkap, dimanipulasi dan
ditransmisikan dengan cepat. Semua data ini kemudian dapat disimpan di database
dalam direct access storage device (misalnya hard disk) yang dapat diakses
lewat terminal-terminal baik di lokasi lokal atau lokasi jarak jauh tersebut.
Elemen-elemen data ini secara logika telah terintegrasi dalam suatu database
yang umum. Jalur pemakai/sistem
(user/system interface)
Sistem
informasi berbasis komputer semakin melibatkan interaksi langsung antara
manusia sebagai pemakai sistem dengan mesin. Elemen yang kritis dari desain
sistem ini adalah jalur pemakai (user interface). Jalur ini terdiri dari layar
terminal, keyboard, alat-alat lainnya, bahasa komputer dan cara-cara lain
supaya user dapat bertukar input dan output dengan mesin. Terdapat beberapa pilihan untuk mendesain user interface
dan pemilihan ini tergantung pada faktor-faktor semacam pengalaman serta
tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh user. Terdapat beberapa pedoman untuk
hal ini, yaitu sistem harus fleksibel, konsisten dan harus mudah dikontrol oleh
user.
Berikut
ini merupakan elemen-elemen yang harus dipertimbangkan dalam desain untuk
memenuhi user interface :
1. Query Secara query, pemakai sistem dapat
mengakses data yang diperlukan untuk mendapatkan informasi walaupun tidak
tersedia program aplikasinya.
2. Desain Layar Suatu desain layar yang baik
harus jelas, tidak melompat-lompat dan tidak berisi dengan informasi yang tidak
relevan.
3. Umpan
balik
Dalam sistem online, aspek yang penting dalam
umpan balik (feed back) adalah waktu respon (response time), yaitu waktu antara
saat user memasukkan data dengan respon yang diberikan oleh sistem. Masalah
umum yang sering terjadi adalah response time yang lama, sehingga user menjadi
jemu dan kehilangan konsentrasinya. Jika waktu respon melebihi 10 detik, suatu
berita seharusnya ditampilkan secara periodik yang menunjukkan kepada user
bahwa sistem sedang bekerja. Sebagai misalnya suatu sistem sedang melakukan perhitungan
yang cukup lama, katakanlah 50 detik, maka sebaiknya ditampilkan berita “Tunggu
sebentar, sedang memproses sekitar 50 detik”, sehingga user mengetahui bahwa
sistem sedang bekerja dan tidak mengira bahwa sistem macet (hang).
4.
Bantuan
Pada waktu user sedang mengoperasikan sistem,
seringkali mengalami kesulitan atau tidak mengetahui apa yang harus dikerjakan
berikutnya. Desain sistem yang baik harus menyediakan cara bagaimana user dapat
meminta bantuan kepada sistem untuk menjelaskan apa yang ingin diketahui oleh
user. Context sensitive help merupakan bantuan yang sering banyak digunakan
sekarang, yaitu sistem akan menampilkan bantuan bila diinginkan oleh user pada
posisi-posisi tertentu di layar.
5.
Pengendalian kesalahan
Pengendalian kesalahan (control error) juga
merupakan aspek yang penting dalam user interface. Desain sistem harus
mempertimbangkan pengendalian kesalahan ini yang dapat berupa sebagai berikut :
a.
pencegahan kesalahan
sedapat mungkin, sistem harus menyediakan
instruksi yang jelas kepada user tentang apa yang harus dilakukan sehingga user
tidak melakukan kesalahan yang seharusnya tidak perlu terjadi. Misalnya sistem
dapat menampilkan instruksi “Nilai yang sah adalah diantara 1-25” pada waktu
user memasukkan unit barang yang dijual.
b.pendeteksian kesalahan jika suatu kesalahan
terjadi, sistem harus dapat mengidentifikasikan kesalahannya dengan jelas dan
dapat menampilkan berita kesalahan ini, seperti misalnya “Fatal error, sistem
diberhentikan” atau berita “kode salah!!!”.
c.
pembetulan kesalahan
jika suatu data yang dimasukkan salah sebelum
data ini diolah, maka sistem harus dapat memberi kesempatan kepada user untuk
dapat mengkoreksinya. Demikian juga bila data yang salah terlanjur direkamkan
ke database, maka sistem juga harus dapat menyediakan cara untuk
membetulkannya.
6. Desain
workstation
Banyak penelitian ergonomics (ergo = kerja,
nomics = studi tentang, ergonomics = studi tentang kerja) yang berhubungan
dengan menggunakan sistem komputer yang dihubungkan dengan aspek fisik semacam
desain dari mebel, tata letak kantor, suara dan penerangan. Untuk desain
workstation, beberapa hal perlu dipertimbangkan, yaitu mengenai ukuran, warna
dan posisi tampilan di layar terminal, ukuran-ukuran dari mebel dan tata letak
keyboard. Desain workstation ini akan mempengaruhi kenyamanan dan kelelahan
dari kerja user.
II. User Interface
n User interface merupakan elemen
kritis.
n User interface terdiri dari layar
terminal, keyboard, bahas komputer sehingga terjadi interaksi antara input atau melibatkan pemakai sistem dan output.
n Prinsip desain user interface :
menekankan pada sistem berbentuk user friendly serta kemudahan untuk digunakan à fleksibel, konsisten dan mudah
dikontrol oleh user.
n Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam desain user interface :
n Query
Pemakai sistem
dapat mengakses data yang diperlukan untuk mendapatkan informasi.
n Desain Layar
Desain layar
harus jelas, tidak melompat-lompat dan tidak berisi dengan informasi yang tidak
relevan.
n Umpan balik
Dalam sistem
online, waktu respon efisien sehingga tidak menimbulkan kejenuhan pada pemakai
sistem.
n Pengendalian kesalahan
Sistem
menyediakan intruksi yang jelas tentang apa yang harus dilakukan user.
n Desain workstation
Pengaruh pada
ukuran, warna dan posisi tampilan dilayar terminal.
III. Tantangan-tantangan
persaingan (competitive forces)
Sekarang ini organisasi telah masuk kedalam era
persaingan yang tajam. Organisasi yang ingin bertahan dan sekaligus berkembang
di masa mendatang harus memikirkan persaingan ini. Informasi merupakan salah
satu senjata yang dapat membantu organisasi untuk bersaing. Desain dari sistem
informasi harus mempertimbangkan lingkungan-lingkungan persaingan (competitive
environments) yang ada. Lingkungan-lingkungan persaingan ini dapat berupa
manajemen, aneka ragam produk dan jasa, dan produktifitas. Sistem informasi harus
dapat menyediakan informasi bagi manajemen untuk melakukan kegiatannnya.
Aneka ragam produk dan jasa (product and service
differentiation) dapat berupa inovasi baru, harga produk atau jasa, kualitas,
garansi purna jual dan jasa-jasa lainnya. Sekarang ini banyak organisasi yang
menggunakan sistem informasi untuk dapat menguasai aneka ragam dan jasa yang dibutuhkan oleh pasar. Organisasi yang
tidak mengambil bagian dari adaptasi persaingan ini akan tertinggal oleh
pesaing-pesaingnya. Sebagai contohnya adalah organisasi bank. Desain sistem
informasi untuk organisasi ini harus memikirkan aneka ragam jasa yang dapat
diterapkan, misalnya apakah perlu dipergunakan ATM sehingga dapat memberikan
pelayanan yang lebih memuaskan kepada para nasabahnya untuk memenangkan
persaingan.
Sistem informasi juga harus dapat membantu dalam
hal produktivitas organisasi baik produktivitas bagi manajemennya dan
produktivitas bagi para pekerja lainnya. Dengan sistem informasi, produktivitas
manajemen dapat ditingkatkan, misalnya dengan menyediakan cara penjadwalan yang
lebih baik, pengurangan kerja-kerja teknis dan ketidak-efisienan lainnya.
Produktivitas ulang laporan-laporan secara manual kembali, bagi
personil-personil akuntansi dapat lebih produktif dengan menggunakan komputer
dan lain sebagainya. Kualitas dan
kegunaan informasi (information quality and usability)
Sistem informasi harus dapat menghasilkan
informasi yang berkualitas, yaitu tepat pada waktunya (timely), tepat nilainya
(accurate) dan relevan (relevance). Untuk dapat menghasilkan hal ini, maka
informasi tersebut haruslah berguna bagi yang akan memakainya.
IV Kualitas dan Kegunaan Informasi
Sistem informasi harus dapat
menghasilkan informasi yang berkualitas yaitu tepat pada waktunya, tepat
nilainya (accurate), relevan.
V.Kebutuhan-Kebutuhan
Sistem
Kebutuhan-kebutuhan sistem (systems
requirements) yang harus diperhatikan dalam mendesain sistem informasi adalah :
a. Keandalan (reliability)
Menunjukkan seberapa besar sistem dapat
diandalkan untuk melakukan suatu proses yang dapat dipercaya dan dibutuhkan.
b.
Ketersediaan (availability)
Berarti bahwa sistem mudah diakses oleh user
c.
Keluwesan (flexibility)
Menunjukkan bahwa sistem mudah beradaptasi
dengan memuaskan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan user yang berubah.
d. Skedul
instalasi (installation schedule)
Terdiri dari periode waktu antara saat
organisasi sadar untuk membutuhkan dan saat sistem informasi ini diterapkan.
Selama waktu ini, analis sistem harus dapat mendesain sistem terbaik dalam
batas waktu yang dibutuhkan.
e. Umur
diharapkan dan potensi pertumbuhan (life expectancy and growth potential)
Beberapa
sistem tidak mempunyai umur yang diperkirakan, karena pada saat diterapkan
sistem ini sudah usang. Seringkali juga sistem telah berhasil di instalasi dan
berjalan dengan baik, tetapi karena sistem tidak mempunyai potensi untuk
bertumbuh, maka sistem juga akan lekas usang. Sistem harus didesain sesuai
dengan yang dikehendaki oleh pemakai sistem, misalnya dikehendaki umur sistem
harus paling sedikit 5 tahun dan mampu bertumbuh bila terjadi
perubahanperubahan yang cukup signifikan.
f.
Kemudahan dipelihara (maintainability)
Setelah sistem diterapkan, maka sistem harus
dipelihara (misalnya hal-hal yang tidak berfungsi harus dikoreksi,
permintaan-permintaan khusus harus dipertemukan dan peningkatan-peningkatan
sistem secara umum harus dilakukan). Kemudahan sistem untuk dirawat tergantung
dari desainnya. Untuk mudah dirawat, desain harus menggunakan nama data dan
bahasa pemrograman yang standar, pemrograman terstruktur dan moduler,
konfigurasi sistem yang standar dan dokumentasi standar yang lengkap.
VI.
Kebutuhan-kebutuhan pengolahan data (data processing requirements)
Kebutuhan-kebutuhan pengolahan data (data
processing requirements) berhubungan dengan pekerjaan sistem secara terinci dan
dapat terdiri sebagai berikut ini :
a. Volume
Volume menunjukkan volume data yang terlibat
dalam pengolahan data. Volume menunjukkan jumlah dari data yang harus diproses
dalam satu periode waktu tertentu. Untuk menghitung jumlah dari volume dapat
dilakukan lewat banyaknya transaksi yang terjadi. Pengukuran lain dari volume
dapat dilihat dari banyaknya suatu fungsi pengolahan harus dilakukan, misalnya
suatu fungsi harus mengupdate 5 file serentak dengan jumlah record-nya sebanyak
100 record.
b.
Hambatan waktu pengolahan
Hambatan waktu pengolahan menunjukkan jumlah
dari waktu yang diijinkan atau yang dapat diterima saat data siap diproses
sampai informasi dihasilkan.
c.
Permintaan perhitungan
Permintaan perhitungan merupakan model-model
matematik yang harus diterapkan (misalnya pemrograman linier) sehingga
informasi dapat dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan oleh user.
VII.Faktor-faktor organisasi (organizational factors)
Terdapat lima buah faktor organisasi yang harus
dipertimbangkan dalam desain sistem, yaitu : 1. Sifat organisasi
Kebutuhan informasi untuk suatu organisasi
dengan organisasi yang lainnya berbeda. Misalnya perusahaan real estate,
perusahaan asuransi, atau perusahaan tansportasi berbeda dengan perusahaan
manufaktur dalam bentuk informasi yang dibutuhkan. Demikian juga dengan
perusahaan perdagangan besar dengan perdagangan eceran juga berbeda kebutuhan
informasinya. Oleh karena itu, untuk mengidentifikasikan dan memahami kebutuhan
informasi bagi suatu organisasi yang tertentu, pertama kali yang perlu dipahami
adalah sifat organisasi tersebut.
2. Tipe
organisasi
Tipe organisasi dapat dikategorikan sebagai
berikut ini : - organisasi fungsional, yaitu setiap manajer bertanggungjawab
untuk area
fungsi tertentu, semacam
produksi, pemasaran, personalia atau keuangan. - Organisasi divisional, yaitu
tiap-tiap manajer divisi bertanggungjawab
terhadp semua fungsi dalam
divisinya - Organisasi matrik, yaitu beberapa manajer mempunyai tanggungjawab
bersama terhadap suatu
fungsi dan suatu proyek atau program kerja Untuk masing-masing tipe organisasi
ini, satu dengan yang lainnya kebutuhan informasinya juga berbeda.
3. Ukuran
organisasi
Ukuran dari organisasi juga merupakan faktor
yang mempengaruhi kebutuhan informasi. Semakin besar organisasi, semakin banyak
informasi yang dibutuhkan.
4.
Struktur organisasi
Struktur internal organisasi juga merupakan
faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi. Sebagai misalnya, tanggungjawab
terhadap manajemen persediaan dapat berada pada tanggungjawab departemen
produksi di suatu organisasi atau dapat berada pada tanggungjawab departemen
pembelian di organisasi lainnya. Dari struktur organisasinya, maka dapat
ditentukan departemen mana yang membutuhkan informasi persediaan ini, apakah
departemen produksi atau departemen pembelian. Departemen produksi biasanya
lebih membutuhkan informasi mengenai ketersediaan persediaan, perputaran
persediaan dan kualitasnya, sedang departemen pembelian lebih membutuhkan
informasi mengenai harga persediaan dan informasi tentang pemasok. Pengendalian
mutu sebagai contoh yang lainnya untuk suatu organisasi dapat berupa
tanggungjawab departemen produksi, tetapi untuk organisasi lainnya dapat berada
pada tanggungawab departemen yang terpisah.
5. Gaya manajemen (management style) Gaya
manajemen juga mempunyai pengaruh terhadap bentuk dari sistem informasi. Gaya
manajemen yang otokratik (autocratic) lebih senang dengan sistem informasi yang
terpusat (centralized), sedang gaya manajemen yang demokratik (democratic),
lebih senang pada sistem informasi yang tersebar (decentralized).
Kebutuhan-kebutuhan biaya-efektivitas (cost-effectiveness
requirements)
Jika membeli suatu encyclopedias atau misalnya
membeli buku ini, maka yang dibeli tidak hanya sekadar bukunya saja, tetapi adalah informasi yang
terkandung di dalamnya. Suatu sistem informasi dikembangkan dengan biaya yang
tidak sedikit. Suatu organisasi mengembangkan sistem informasi bukan hanya
menginginkan mendapatkan fisik dari sistem informasi itu saja, tetapi lebih
dari itu yaitu informasi yang dihasilkan darinya. Dengan demikian desain sistem
informasi perlu dipertimbangkan antara biaya untuk memperolehnya dengan manfaat
informasi yang dihasilkan.
Faktor-faktor manusia (human factors)
Analis sistem harus mencoba untuk dapat
mendesain sistem yang dapat diterima oleh semua pemakainya, tidak hanya satu
atau dua orang pemakai saj. Untuk maksud ini, sistem informasi harus dapat
bersahabat dengan semua pemakainya, tidak sebaliknya menyulitkan pemakai. Perlu
diingat bahwa pada awalnya tidak semua manusia dalam organisasi tertarik dan
mendukung pengembangan sistem informasi. Sistem informasi yang didesain dengan
memperhatikan faktor-faktor manusianya akan didapatkan sistem informasi dengan
user interface yang baik dan dapat meningkatkan produktivitas pemakainya. Kebutuhan-kebutuhan kelayakan (feasibility
requirements)
Lima macam kelayakan harus tetap diperhitungkan
dalam desain sistem informasi. Lima macam kelayakan ini adalah kelayakan teknik
(technical feasibility), kelayakan ekonomi (economic feasibility), kelayakan
hukum (law feasibility atau legal feasibility), kelayakan operasi (operatioanl
feasibility), dan kelayakan skedul (schedule feasibility). Walaupun
kelayakan-kelayakan ini telah dinilai pada tahap perencanaan sistem, tetap
dalam tahap desain sistem juga harus dipertimbangkan kembali, karena
kemungkinan apa yang direncanakan di tahap perencanaan sistem mungkin di tahap
desain sistem mengalami perubahan-perubahan.
8. Kebutuhan Biaya Efektifitas
n Desain sistem informasi perlu
dipertimbangkan antara biaya untuk memperolehnya dan informasi yang didapat.
n Misalnya: bila anda beli buku maka
tidak hanya bukunya perlu bukunya tetapijuga informasi dari buku tersebut.
Sedangkan dalam membuat buku tidak membutuhkan biaya yang sedikit.
9. Faktor-faktor manusia
n Dalam desain sistem harus dapat
diterima oleh semua pemakai, tidak hanya satu orang saja.
n Desain sistem harusmemperhatikan
user interface dan meningkatkan produktifitas pemakai.
10. Kebutuhan-Kebutuhan Kelayakan
n Ada 5 macam kelayakan, yaitu:
¨ Kelayakan teknik
¨ Kelayakan ekonomi
¨ Kelayakan operasi
¨ Kelayakan skedul
n Kelayakan tersebut diatas telah dibahas
di tahap perencanaan sistem.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari materi tentang analisis desain
system di atas hal-hal yang dapat saya simpulkan yaitu Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem
telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan.
Adapun
Tujuan utama desain sistem yaitu
¨ Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem
¨ Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap
kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.
0 komentar:
Posting Komentar